Bahwa siapapun bisa
menjadi guru bagi kita. Selayaknya seorang murid yang cerdas, pandai memilah
mana yang perlu untuk diambil dan mana yang ditinggalkan saja. Allah
benar-benar ingin kita mengerti dengan cara-Nya. Mencerdaskan dengan apapun
yang menyapa kita. Membuat mengerti hal-hal yang sebelumnya belum kita pahami.
Membuat kita menyadari dan memaknai kejadian-kejadian sarat hikmak tersembunyi.
Termasuk beberapa hari
ini, Allah ingin aku membaca. Ya, itu intinya. Ketika niat hati ingin membeli
dan harus ditangguhkan karena uang saku yang terlampau ngepas, Ada saja ilmu itu datang. Maha besar Allah...
Aku menyadari, karena amanah
yang sekarang ditumpukan di pundak ini. Ditambah dengan sekuat tenaga untuk
ikhtiar dan jika rencana kita bertemu dengan kehendak Allah maka itulah takdir.
Sedari kemarin jantung
ini berdebar, menyambut amanah yang tak ringan. Hanya ingin menganggap semua
yang dari Allah adalah istimewa. Maka yang istimewa itu yang kita perlakukan
lebih. Yang kita usahakan kesempurnaannya. Maha Besar Allah. Aku ingin sekali
bisa dekat dengan-Nya. Dekat artinya mencintai dan ber-raja’ untuk dicintai juga. Karena ketika sang Khaliq sudah cinta,
maka apa yang tidak untuk kita?
Detik saat dibacakan
keputusan tim Formatur GS2, terngiang pidato sayyidina Umar Bin Khattab saat
beliau diangkat menjadi kholifah. Menderu dan merinding rasanya. membayangkan
kedahsyatan kata-kata beliau yang menghipnotis sahabat-sahabat saat itu. Hingga
hati ikhlas menerima dan tunduk. Hingga air mata menetes dan muncul dukungan
untuk kholifah saat apa yang dilaksanakan adalah kebenaran dan ada juga
keberanian untuk menegur jika Sang Al Faruq khilaf.
Semua tentang hari ini
ingin aku bungkus dengan mengucap satu kata, Allah Jadikan Hamba seorang
pemimpin yang amanah.. Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar