Kamis, 22 September 2011

sesuatu itu mungkin titik titik.


sesuatu itu mungkin titik titik.

Aku Berusaha mengangkat dagu tinggi-tinggi.
Ingin menunjukkan bahwa diri ini mampu.
Meski tidak dipungkiri berat.

Tangan yang selama ini saling menggenggam.
Mata yg selama ini saling menatap.
dan Hati yang selama ini saling menguatkan.

Tiba-tiba..
terurai genggaman tangan
Kita saling kehilangan tatapan
Dan mungkin Aku kehilangan sosokmu, wahai Ukhtiku.

Hingga stlh diriku lelah sendiri.
Aku mencari-cari
Ingin kutemukan sosok itu kembali.

Tetaplah menggenggam tanganku
Tetaplah tatap mataku
Dan tetaplah mjd penguatku.

ukhti Nhanah Khasanah Al-Faruq, Aku yakin Anti tahu titik-titik itu.
I Love You

Ana, Antum dan Mereka


Bagian inipun adalah cerita dari persaudaraan kita
Bagai angin pagi yang berhembus sejuk
Ia menggoyangkan rumput-rumput  kering di kalbu
Menumbuhkan benih kesadaran akan suatu alpa

Kita berlari bersama
Ingin merengkuh bulan di angkasa
Ana, antum dan mereka

Namun tanpa kita sadari
Langkah ini terlalu cepat mungkin
Atau Terlalu tergesa-gesa mungkin
Hingga saat kita menoleh kebelakang
Banyak pasang kaki lain yang berjarak beberapa hasta

Angin pagi berhembus di musim kemarau
Meninggalkan retakan di tanah-tanah kering

Kita berhenti di atas Tanah dimana Kita bediri
Merasa ketakutan kalau-kalau hentakan kaki ini menambah panjang retakan

Kemudian Kita putuskan untuk diam
Menunggu bekas tapak-tapak kita
Menjadi berganda oleh tapak pasang kaki lain

.:Untuk Ana dan Antum yang mencintai A

Selasa, 20 September 2011

Tentang Tanggal 20 Sept 2011


Hari ini tentang mata kuliah 3 SKS, teh aroma cinta, mahasiswa Makassar dan Bandara Ahmad Yani.
Beberapa jam lalu, kejenuhan itu benar-benar lekat di diriku. Mencoba mencari solusi penawar jenuh. Salah satunya ya tidur. Alhamdulillah, sekarang rasa jenuh itu tawar^^,

Sorenya ditutup dengan bolos mata kuliah 3 SKS. Tidak terlalu menyesal (hihihi) karena tertebus dengan taujih yang membuat hati adem (cessss.. ).
Sore ini juga ada teh aroma cinta di Kafe fummi. Aku tidak tahu apa benar-benar beraroma cinta (aroma cinta emang yang kaya gimana sih? :D). Ya, setidaknya yang membuat teh melakukannya dengan cinta (baca: ikhlas). Teh yang kata pembuatnya terlalu manis setidaknya menjadi pembatal puasa untuk beberapa orang dari Kami. Hehe beneran kemanisan, Mas Bro. 
Malamnya Kami (Aku dan Iin mahasiswa Makassar) meluncur ke Bandara Ahmad Yani. Kami berbincang banyak mengenai kondisi psikologi di Universitas Negeri Makassar. Meski Aku tidak jadi mahasiswa yang ditukar itu (hihhihi) tapi setidaknya Aku merasakan Makassar benar-benar nyata di depanku. Dan satu kalimat yang Aku suka dari cerita Iin: “Aku ingin mengenal islam lebih dekat”. Itu tema simaba (anak Fummi punya istilah) di semester pertama. Mungkin bisa diusulkan untuk acara Simaba ke depan. Semangat, Lia. Karena Kau perlu melihat lebih untuk semua hal yang kau sebut masalah.
Hari ini indah, Ibu.. Miss You.

Senin, 19 September 2011

.

Sekarang Aku sedang melihat penjual siomay di depanku. Dia terlihat muda, mungkin seumuranku. Hanya diam dan bicara saat ada mahasiswa yang menukar uangnya dengan bulatan dari tepung yang digoreng, kol, kentang, tahu, bakso dan terakhir bumbu kacang yang rasanya sama dengan penjual siomay pada umumnya. Yaaaah, itu satu fenomena yang Aku lihat saat ini.

Masih bosan, Ingin pulang..

Minggu, 18 September 2011

Ibu titip pesan kepada Mimpi

Bismillaah, pagi ini cerah. Aku mensyukuri nikmat-nikmat ini ya Allah..

Dini hari terbangun, menyadari kesibukan yang membelenggu hingga melupakanku pada dua sosok itu. Mungkin mimpi semalam memang menjadi tiupan penyadaran, Ibu dan Bapak merindukanku barangkali. Hingga, lagu dr sheila on 7 ini pun terlisan "Aku Pulang..."

Aku rindu. Lalu di akhir salam 2 rakaat subuh Aku mengirimkan doa terindah untuk keduanya. Semoga Bapak dan Ibu sehat selalu dan Allah beri kebarokahan di senja jingga mereka.

Kupu-kupu untuk Ibu^^